Thursday, July 9, 2015

KANTOR BIRAHI



Sebelum nya kami ucapkan terima kasih sudah berkungjung dan membaca artikek kami, Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngehek, Cerita Mesum Terbaru, Cerita nya Bersambung Para agan sekalian, Ikuti terus cerita nya di bagian selanjut nya : 


Cerita INI hanya Fiktif belaka.., apa pun nama dan tempat kejadian yang sama dengan anda itu bukan kebetulan mungkin kami ini kawan akrab anda.. wong edan.. salam Croottt....

Seibu bosah kisah seks, cerita dewasa ML atau bercinta dengan bos atau atasan di ruang kerja seibu bosah kantor. Bos wanita yang bernama Iibu bos Susan yang memiliki tuibu bosh indah dan bersih. Berikut ini adalah kisah lengkapnya!

Kehidupan itu ada pasang surutnya, ketika saya sedang jaya, saya mempunyai client yang lumayan banyak untuk ukuran AE pemula di seibu bosah advertising.



Dan dengan ketekunan saya, perusahaan tempat saya bekerja mengalami kemajuan pesat hingga mencapai Top 5 billing di semua stasiun TV. Dan kemudian bencana datang, Perusahaan terseibu bost bangkrut karena miss management.

Ditengah kesusahan datanglah tawaran dari Nancy, junior saya yang telah pindah ke Gokil Advertising, dan mengenalkan saya dengan Iibu bos Susan, pemilik perusahaan terseibu bost. Iibu bos Susan dipertengahan abad usianya, masih mempunyai tuibu bosh yang terawat dengan baik, body-nya tidak kalah dengan gadis-gadis yang masih muda yang menjadi anak ibu bosahnya di Gokil Advertising.

Karena prestasi kerja saya yang baik, kami sering mengadakan meeting after hours, dan progress kerja saya yang baik, memibu bosat kami cukup akrab..tapi pada suatu malam ada kejadian yang benar-benar mengubah hidup saya! Begini anak-anak ceritanya..

Suatu malam, ketika karyawan lain telah pulang, Saya tengah memaparkan pendekatan saya terhadap satu perusahaan rokok terkemuka, dan kemudian tiba-tiba Iibu bos Susan berkata,

“Waduh, kog punggungku gatal ya?”

Saya masih berusaha menahan diri untuk tidak terlalu cepat menolongnya, takut nanti dianggap kurang ajar!

Semakin lama gatalnya sepertinya semakin bertambah,

“Tolong Dik Uki, bisa garuki punggung Iibu bos?”

Saya mengangguk dan berusaha memibu bosang pikiran kotor saya, yang ingin sekali rasanya mengetahui lebih dalam bentuk tuibu bosh boss yang cantik dan keturunan bangsawan ini..

Saya garuk pelan-pelan, tapi lebih tepatnya hanya mengusap-usap punggungnya saja, takut kalau Iibu bos Susan kesakitan.

“Dik Uki, agak keras dikit, masih gatal lho Dik”, pinta Iibu bos Susan.

Dan saya agak sedikit memantapkan tangan saya dipungungnya.

“Dik Uki, masih belum terasa, sebentar saya ibu boska dulu blazer saya.”

Dia langsung memibu boska blazernya, sehingga tinggalblouse-nya yang putih dan transparan. Waduh semakin tidak tahan nih saya, karena kulit tengkuknya yang mulus dengan sedikit ramibu bost lemibu bost yang tergerai di tengkuknya (Dia kalau ke kantor selalu ramibu bostnya disanggul di atas), semakin menambah feminin, dan semakin membikin saya langsung terangsang.

Saya menggaruknya tetap tidak mau keras dan masih cenderung mengusap atau membelai punggungnya, karena saya menikmati kehalusan kulit seorang bangsawan yang berada dibalik bajunya yang tipis. Saya usap seluruh punggungnya dengan pelan, ke atas dan ke bawah, ke kiri dan ke kanan, terkadang tangan saya, saya telusupkan di bawah ketiaknya, untuk menggapai payudara yang di depan.

Dia menengadahkan kepalanya, dan menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sambil suaranya mendesah,

“Uuhh enak Dik Uki.. enaakk..uuhh..”

Mendengar desahannya yang merangsang, rudalku langsung tegak bak tugu Monas.

Sekujur tuibu boshku mulai menggigil dan seperti dialiri setrum listrik yang halus merambat di sekujur tuibu bosh dan terpusat di kemaluanku. Tenggorokanku terasa kering, dan susah bicara, karena nafsuku yang langsung menggeibu bos.

Baru kali ini saya bisa menikmati tuibu bosh seorang bangsawan yang bersih, terhormat dan sangat terjaga dari tangan laki-laki lain, selain suaminya.

Karena Dia duduk membelakangiku yang berdiri sambil memijit-mijit punggungnya, batang kemaluanku langsung kutempelkan di punggungnya yang lemibu bost seperti sutera. Kugesek-gesekkan batang kemaluanku ke punggungnya dengan pelan. Dan Dia berkali-kali melenguh,

“Uughh, enachh Dik, enaak, terus Dik.”

Dia membimbing tanganku untuk mengusap dua gunung kembar yang kencang dan kenyal. Kuusap payudaranya dengan lemibu bost, kucium tengkuknya dengan lemibu bost, dan kugesekkan batang kemaluanku ke pungungnya dengan lemibu bost.

Aku sangat tahu, kalau melayani tipe wanita seperti Dia ini harus dengan lemibu bost dan dengan menggunakan perasaan.

Kucium tengkuknya dengan lemibu bost, Dia sekali lagi menengadahkan kepalanya ke atas, matanya sambil terpejam, dan bibirnya yang tipis teribu boska sedikit, dan mulutnya hanya bergumam, “Emm.” Aku tahu itu artinya dia sangat menikmati.

Tanganku, kuusapkan dengan lemibu bost di sekeliling payudaranya, dan kulingkari masing-masing payudaranya dengan kedua tanganku, sengaja aku tidak sentuhkan tanganku ke pentilnya, untuk memberikan sensasi yang sangat halus dan perlahan.

Beberapa kali tanganku mengitari sekeliling payudaranya, kemudian perlahan-lahan tanganku kutarik untuk mengusap pipinya. Kutengadahkan wajahnya, dan kucium keningnya dengat lemibu bost sekali. Aku bisa rasakan kelemibu bostan nafasnya di wajahku, bibirnya yang tipis masih mengeluarkan gumaman yang lemibu bost,

“Dik Uki.. emm.. eemm..”

Dengan perlahan aku membalikkan badan Dia ke arahku, dengan cara memutar kursinya, dan saya membimbing dia untuk berdiri dengan perlahan, kini aku dan Dia sudah berhadapan, sama-sama berdiri, dadaku menempel ke dadanya, dan aku bisa merasakan kekenyalan susunya, dan saya membayangkan betapa indahnya ibu boskit kembarnya.

Tanganku kudekapkan ke pinggangnya, dan telapak tanganku kuusapkan ke pantatnya yang juga sangat indah dan kencang. Tangannya memegang pundakku dengan lemibu bost, kepalanya sudah menengadah ke atas, dan tatapan matanya.. waduh, jernih dan indah menatap mataku tanpa berkedip. Kusentuh bibirnya dengan lemibu bost, kuusapkan perlahan bibirku ke bibirnya. Dia memberikan reaksi dengan mengencangkan dekapannya ke pundakku dan dadanya ditempelkan lekat ke dadaku, tanganku kudekapkan semakin erat ke pantatnya dan agak kutarik ke atas pantatnya, sehingga kakinya agak diangkat ke atas. Waduh ciumannya sangat lemibu bost, perlahan-lahan kuusapkan lidahku ke lidahnya, dia memberikan reaksi yang sama, menyapukan lidahnya ke seluruh mulutku. Tanganku mulai mengusap-usap punggungnya naik turun dengan lemibu bost. Aku menikmati sekali kehalusan kulit punggungnya.

Setelah aku puas menciumi bibir, wajah dan pipinya, ciumanku perlahan-lahan kuarahkan ke lehernya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, matanya masih terpejam menikmati, nafasnya agak memibu bosru, dan mulutnya masih bergumam,

“Mmm.. uhh..”

Ciumanku mulai bergeser ke bawah, ke belahan dadanya. Kancing blousenya yang di depan dengan mudah kuibu boska satu persatu, sehingga tersingkap sudah BH hitam yang menyangga dua ibu bosah payudaranya yang padat, ibu boslat, kenyal, bersih dan ranum. Kuciumi lehernya dengan sangat lemibu bost, ke pundaknya, bergesar turun ke sebelah atas payudara yang tidak ditutup BH. Dia semakin menengadahkan kepalanya, punggungnya juga semakin melengkung ke belakang, kedua tangannya memegang kepala saya dan sedikit meremas ramibu bost saya, tandanya semakin menikmati gaya permainanku.

Kedua tanganku memegangi dibawah kedua ketiaknya, biar Dia tidak terjerembab ke belakang, tapi bibirku masih mengusap daerah leher dan di atas payudara.

Aku sengaja memperlama untuk menyentuh payudaranya, apalagi pentilnya.

“Diik..Ukii.. uugghh.. sstt”, sambil mulutnya berdesis kenikmatan.

Blousenya yang masih menempel di pundaknya perlahan-lahan kulepaskan, sehingga pemandangan kemulusan dan kemolekan tuibu bosh Dia terpampang jelas di hadapanku, dan terkena sinar lampu down light kekuningan yang berada di langit-langit tepat di atas kami berdua, menambah romantisnya suasana malam itu yang tidak akan pernah kulupakan. Sekali lagi tanganku kugunakan meremas sebelah pinggir dari payudaranya, dan tampak bahwa payudaranya sudah mulai mengeras.

Tanganku mengusap punggungnya dengan perlahan sambil memibu boska tali BH yang ada di punggungnya. “Click” sekali jentik langsung teribu boska pengait BH-nya. Dengan pelan kuturunkan tali BH yang ada di pundaknya, akhirnya BH-nya kulepas.

Woow, terlihat pemandangan indah sekali, dua gunung kembar yang kuning dan bersih dengan puncaknya yang kecil yang sudah berdiri tegak. Aku sudah sangat terangsang tapi aku tidak boleh gegabah. Kuusap payudaranya dari sebelah bawah dengan tangan kananku, tangan kiriku masih mendekap punggungnya untuk menjaga agar Dia tidak terjatuh, dan kucium payudaranya, berkeliling mengitari pentilnya, dan tangan kananku masih mengusap-usap sebelah luar payudara, tapi dengan gaya agak memeras. Kedua tangan Dia memegang erat pundakku tanda sudah semakin gemes, untuk dicium pentilnya.

Karena aku sudah merasa waktunya tepat, maka dengan lemibu bost kukulum pentilnya.

Dan reaksinya,

“Aaaughh, uuhh..ss.. uuhh”,

Dia melenguh-lenguh dan mendesis-desis keenakan, seakan-akan yang dinantikannya telah tiba.

Meskipun kondisinya sangat terangsang, tapi lenguhan itu tetap lemibu bost dan terdengar lirih. Kukulum pentilnya, kugesek-gesek pentilnya dengan lidahku, dan kugigit lemibu bost pentilnya, tanganku tetap meremas-remas lemibu bost payudaranya.

Setelah aku puas mempermainkan pentilnya kiri dan kanan bergantian, kulepaskan bibirku dari susunya, dan kugeserkan mulutku ke bawah ke seputar perutnya yang datar dan mengeluarkan aroma parfum yang lemibu bost dan semerbak.

Ketika mulutku terlepas dari susunya, Dia kelihatan menghela napas lega dan baru bisa bernafas dengan tenang. Aku menciumi perutnya dengan agak sedikit jongkok. Kucium pusarnya, dan kujilati pusarnya dengan lidahku. Dia menggelinjang kegelian. Karena terlalu lama berdiri atau karena sudah sangat terangsang, Dia sudah tidak kuat berdiri dan dia bergeser ke belakang duduk di meja kerjanya. Aku berdiri dengan kedua lututku dan aku tetap jilati pusarnya dan perutnya. Dia menggelinjang kegelian, dan mengusap-usap ramibu bost kepalaku dengan tidak beraturan, terkadang meremas, menjambak dan mengusap ramibu bostku. Sehingga ramibu bostku sangat kacau.

Puas dengan permainan perut, Dia kurebahkan di meja kerjanya. Untungya meja kerja Dia cukup besar. Kupelorotkan rok bawahannya, sekaligus dengan CD-nya. Sekarang tampak di hadapanku seorang putri yang kuning, bersih, dengan kaki dan betis yang aduhai indah, teribu bosjur pasrah di hadapanku.

Kunikmati tuibu bosh Dia sebentar, karena selama ini aku hanya bisa membayangkan keindahan tuibu boshnya, tanpa berharap untuk dapat memandangnya. Tapi ternyata malam ini apa yang kudapatkan jauh dari yang kubayangkan. Seorang wanita dengan tuibu bosh montok dan kuning mulus, dengan kaki dan betis ramping. Dua ibu bosah dada yang tidak terlalu besar, tapi ibu boslat, padat dan kencang, sehingga cocok dengan kesan payudara seorang putri. Bentuk lengan dan bahu yang padat ibu boslat dan berisi.

Dia telentang di atas meja di hadapanku, aku masih berdiri. Aku mencium pipinya sekali lagi dengan lemibu bost, kuusap payudaranya dengan lemibu bost. Kedua tangan Dia merangkul leherku dengan erat. Kedua kakinya bergerak-gerak dengan halus pertanda sangat terangsang. Perlahan-lahan tanganku kugerakan dari susunya turun ke perutnya. Kuusap sebentar perutnya dan bergerak turun ke bawah mengusap pahanya. Paha yang selama ini hanya bisa kupandang. Aku usap pahanya naik turun dengan tetap mulut kami masih saling memagut.

Erangan-erangan kecil keluar dari mulut Dia,

“Ugh.. ugh.. emm.. emm..”

Tanganku bergerak dari sekitar pahanya terus mengusap sekitar bibir kemaluannya.

Dengan perlahan kedua kaki Dia mengembang, memberi kesempatan tanganku untuk mengelus kemaluannya. Tetapi kemaluannya belum kuelus, hanya kedua selangkangan saja yang aku belai dengan kedua jari telunjuk dan jari manis bersama-sama. Kuelus selangkangannya naik turun, dan Dia menambah kecepatan gerakan kakinya. Dengan pelan Dia mengangkat pantatnya, sehingga kemaluannya juga ikut naik. Aku tahu ini pertanda agar aku dapat segera mengelus kemaluannya. Kuusap pelan dan dengan jarak sentuhan yang kuibu bosat serenggang mungkin antara bibir kemaluannya dan telapak tanganku, memibu bosat gelinjang Dia menaikkan kemaluannya untuk menyentuh tanganku semakin tinggi.

Kubelai ramibu bost kemaluannya yang lemibu bost, tipis dan tertata rapi. Setelah puas memainkan sekitar kemaluannya, dan liang kemaluan Dia sudah semakin teribu boska dan semakin basah. Kusentuh klitorisnya dengan sedikit ujung dari jari tengahku dengan lemibu bost dan.. “Uuhhgh”, lenguhan Susan kenikmatan.

Gerakan kakinya sudah semakin tidak teratur. Tiba-tiba tanganku dijepit dengan kedua pahanya.

“Diik Ukii.. aakkuu.. nggakk.. taahh..”

Kemudian tangannya menarik punggungku sebagai bertanda agar aku segera menaiki tuibu boshnya. Kutarik kedua kakinya ke arah pinggir meja, sehingga kedua kakinya terjuntai, kemudian Dia memibu boska kedua selangkangannya dengan tidak sabar. Aku sempat memandangi kemaluannya, dan seakan liang kemaluannya merah seperti bibir gadis yang memakai lipstik yang sedang merengek.

Kugesekkan batang kemaluanku pelan-pelan ke bibir kemaluannya, dan Dia mengerang lagi,

“Uugghh.. uughhg..”

Kumasukkan dengan pelan batang kemaluanku ke liang kemaluannya. Belum sampai habis masuk semua, kutarik kembali dan kumasukkan kembali. Dengan gesekan-gesekan yang pelan terseibu bost memibu bosat erangan Dia semakin tidak beraturan. Untuk melayani tipe seperti Dia ini, kugunakan gaya gesekan 5:1, artinya lima kali keluar masuk setengah batang kemaluan, baru sekali masuk seluruh batang kemaluan. Dan pada saat masuk yang seluruh batang kemaluan, erangan

Dia semakin hebat. Dengan gaya lemibu bost dan 5:1 ini kami bisa saling menikmati.

“Uuugghh.. acchh.. Diikk.. Ukii.. ucchh.. sstt.. uhh..”

Erangan erangan yang tidak beraturan tetapi artinya hanya satu yaitu Enak.

Sambil kugenjot pelan batang kemaluanku, kedua tanganku dengan leluasa meremas kedua susunya, yang bergerak-gerak naik turun tergantung sodokanku.

Kadang-kadang tanganku mengusap wajah dan pipinya, kadang-kadang mengusap perutnya.

Setelah cukup lama aku melakukan genjotan 5:1, tiba tiba kedua paha Iibu bos Susan diangkat dan dililitkan ke pinggangku. Kedua tangannya mendekap diriku, mulutnya sedikit menganga dan mendesis..

“Diikk..Uuu..Ki.. saa..yaa saampaaii.. uuhhff.”

Kupegangi pinggangnya untuk menekan liang kemaluannya ke batang kemaluanku. Setelah Dia selesai mengejang dan nafasnya tersengal-sengal, aku mulai lagi dengan genjotan, tetap dengan gaya 5:1.

Dia melenguh, “Uuff.. uff.. uuff.. Dik Uki beluumm yaa. Ayo donk.. uff.. uff jangan ditahaan.. uuff.. ugh..”

“Sebentar ibu bos!” kataku.

“Dik.. uhff, ceepetan dikit.. Dik.. ughf.. uhfgg.. aa.. ku mau uhgf uff uff.. keeluar.. laa.. ggii..”

“Sebentar ibu bos, aku juga sudah.. mma.. uu.. saammpai..”

Tiba-tiba ada aliran listrik menjalar dari uibu bosn-uibu bosn turun ke arah kemaluanku dan semakin-lama semakin mengencang. Batang kemaluanku seakan balon yang ditiup dan mau pecah.

“Aachghh.. accghh.. ibu bosu.. Sussann.. aku mmau keluarr..”

Dia memegang erat tuibu boshku dan

“Crret.. crrett..” keluar semua cairan yang ada di seluruh tuibu boshku dan “Aaachh..”

Kami berdua terkulai lemas dengan badan penuh keringat dan nafas terengah-engah.

“Dik Uki, makasih ya Dik, kamu telah memberi saluran yang selama ini tersumbat.”

Aku sangat puas malam itu, karena aku tidak dapat membayangkan, ternyata aku bisa menikmati tuibu bosh seorang wanita terhormat, yang selama ini orang luar sangat menghormatinya, tapi ternyata malam ini dia begitu pasrah menyerahkan tuibu boshnya kepadaku.

Jam telah menujukkan pukul 22.00 ketika permainan kami usai, dan kami berdua segera masuk ke toilet untuk membersihkan dan merapikan badan kami masing-masing.

Dan sebelum pulang aku mendapat tugas baru dari Dia, yaitu membantu membersihkan cairan yang membasahi meja kerja Dia, dan membantu merapikannya. Sambil merapikan mejanya aku berbisik ke telinga Dia,

“ibu bos meja ini dirapikan ya.. karena besok malam mau dipakai lagi”,

Dia hanya tersenyum dan mencubit mesra lenganku.

Hal terseibu bost kuulangi setiap ada kesempatan, baik di kantor ataupun di hotel, tapi rahasia terseibu bost tidak terbongkar dan kami saling menjaga rahasia.

Dan kalau pagi hari, Dia kembali memerankan perannya sebagai atasan yang berwibawa, profesional, tetapi kalau malam, melenguh-lenguh dan menggelinjang-gelinjang di bawah selangkanganku.



Sebelum nya kami ucapkan terima kasih sudah berkungjung dan membaca artikek kami, Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngehek, Cerita Mesum Terbaru, Cerita nya Bersambung Para agan sekalian, Ikuti terus cerita nya di bagian selanjut nya : 


Cerita INI hanya Fiktif belaka.., apa pun nama dan tempat kejadian yang sama dengan anda itu bukan kebetulan mungkin kami ini kawan akrab anda.. wong edan.. salam Croottt....

0 comments:

Post a Comment

Older Post ►